Sabtu, 08 Juni 2013

BERTAHAN HINGGA AKHIR

John Stephen Akhwari,pria kelahiran tahun 1938 yang berkebangsaan Tanzania ,membuat catatan penting yang akan dikenang sepanjang masa.Kisahnya terjadi di Mexico City pada tahun 1968,disaat itu dimana Mexico menjadi tuan rumah Olimpiade ke-19.


Hari sudah gelap,sebagian lampu stadion telah dipadamkan,Pertandingan lari marathon memang sudah usai.Setelah lewat satu jam lomba usai,tiba-tiba penonton dikejutkan dengan pengumuman dari pengeras suara bahwa  ternyata belum usai.Masih ada satu pelari lagi yang akan memasuki stadion,gemuruh tepuk tanganpun  membahana saat seorang pelari mulai memasuki stadion.Para penonton berdiri dan memberikan standing ovation pada pelari bernomor 36 itu.Ia menjadi pelari terakhir yang sanggup menyelesaikan lomba lari marathono berjarak 42km.


Sebelas pelari lainnya memilih menyerah.Walau menjadi pelari paling buncit,sejarah mencatatnya sebagai pelari berhati baja,kukuh bagai karang didalam mengemban tugas sebuah tugas.Langahnya memang tidak mulus lagi,bahkan sempat berhenti saat memasuki pintu stadion.Sejenak Ia tampak meringis menahan sakit,tetati tekatnya mengalahkan segalanya,Dengan kaki terbebat perban,Ia menuju garish Finish.


Padahal,beberapa saat setelah bendera dikibarkan sebagai tanda dimulainya lomba lari marathon tersebut,John Akhwari terjatuh dan mengalami lepas engsel pada sendi lututnya.Panitia lomba menyarankan agar John mengundurkan diri,tetapi John tetap memutuskan untuk melanjutkan perlombaan tersebut.Sambil mengatasi rasa nyerinya,John Akhwari terus berlari hingga mencapai garis Finish.


Setelah pertandingan usai,John diwawancarai oleh wartawan dan wartawan bertanya mengapa John Akhwari bertekad untuk terus berlari??

Akhwari pun menjawab dengan sederhana,"Negaraku tidak mengirim aku sejauh 5000 mil ke Mexico City untuk memulai pertandingan,Mereka mengirim aku untuk menyelesaikannya."


John Stephen Akhwari tidak mau mengecewakan negara dan seluruh rakyat Tanzania.Negaranya tidak mengirimkan nya untuk hanya memulai lomba lari marathon tersebut ,tetapi juga untuk mengakhirinya.Ia tahu beban apa yang diletakan di pundaknya dan Ia mau bertanggung jawab  untuk menyelesaikannya.

Gelar 'A King Without Crown'atau Raja Tanpa Mahkota akhirnya disematkan padanya.****




Tidak ada komentar:

Posting Komentar